Yang Maha Mendengar,
dengarlah rayuanku,
merindui setiap detik dulu,
penuh cahaya yang dingin,
tenang bak bayu berdesir.
Mampukah aku,
Membingitkan telinga mendengar,
Ironinya aku tuli,
Lena dalam ribaan alpa,
Ironinya aku wafie,
padaMu.
Setiap masa aku menginginkan,
lihatlah hati ini,
Agar mampu disuci,
mengharapkan air perigi kaki Ismail,
mampu memutihkan kembali,
tiap titik dan cebis,
Kegelapan.
Namun,
mampukah aku,
sampai ke situ,
sebaik-baik penginapan,
sesedap santapan,
secantik bidadari,
aku menginginkan taman indah itu,
Al-firdausi,
sejenak
aku berfikir sendiri,
mampukah aku?
No comments:
Post a Comment